Soal Pembahasan Besaran, Satuan, Dimensi

 1Pada tabel di bawah ini, besaran turunan yang sesuai dengan satuannya adalah ....

Jawaban : A

2. Pernyataan berikut berkaitan dengan besaran tekanan :
(1) gaya persatuan luas
(2) gaya persatuan volum
(3) energi persatuan volum
(4) energi persatuan luas
Pernyataan yang benar adalah....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (3) dan (4)

Jawaban : B

 

Tekanan adalah gaya persatuan luas (1)

W = usaha/energi, F = gaya, S = jarak, P = tekanan, A = luas, V = volume
Tekanan adalah energi persatuan volume (3)

 3. Perhatikan tabel di bawah ini!

Pasangan yang benar adalah ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
Jawaban : B

4. Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah ....
A. panjang, lebar, dan luas
B. kecepatan, percepatan, dan gaya
C. kuat arus, suhu, dan usaha
D. kecepatan, berat, dan suhu
E. intensitas cahaya, banyaknya mol, dan volume
Jawaban : B

5. Tentukan dimensi besaran di bawah ini!
a. Luas
b. Volume
c. Kecepatan
d. Percepatan
e. Gaya
f.  Berat
g. Massa jenis
h. Tekanan
i. Usaha
j. Energi potensial
k.Energi kinetik
l. Daya

Jawab  :



a. Luas


b. Volume

c. Kecepatan

d. Percepatan

e. Gaya

f. Berat

g. Massa jenis

h. Tekanan

i. Usaha

j. Energi Potensial

k. Energi Kinetik

l. Daya

Untuk contoh penyelesaian soal dimensi lainnya, bisa dilihat video pembelajaran ini


Share:

Besaran

 BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, dinyatakan dengan angka, dan mempunyai satuan. Satuan  adalah pembanding yang digunakan dala pengukuran suatu besaran. Besaran dibagi menjadi dua, besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. 

Tabel Besaran Pokok

Selain besaran pokok di atas, ada besaran tambahan yang tidak mempunyai dimensi, seperti tabel di bawah.

Tabel Tambahan Besaran Pokok

Faktor pengali
Dalam Sistem Internasional, faktor pengali dari sebuah besaran pokok dengan besaran pokok lainnya adalah sama. Contoh untuk besaran panjang dan besaran massa, seperti pada tabel berikut

Besaran Turunan

Besaran dapat juga dibagi menjadi dua menurut arahnya, besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai nilai atau besar saja. Contohnya adalah massa, waktu, suhu, usaha, energi, massa jenis, luas, volume, daya, dll. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Contohnya adalah kecepatan gerak benda, momentum, percepatan, dan gaya. Pembahasan besaran vektor akan disampaikan pada bab selanjutnya.

DIMENSI
Dimensi suatu besaran adalah ungkapan besaran itu yang dinyatakan lambang huruf tertentu dari besaran pokok yang menyusunnya. Berikut tabel besaran pokok, satuan, dan dimensi.

Tabel besaran turunan, satuan, dan dimensi


Untuk memahami cara menentukan dimensi besaran turunan dapat dipelajari di Soal Pembahasan X



Share:

Aku Tertambat Pada Profesi Ini

 

Aku Tertambat Pada Profesi Ini 

Aku dilahirkan di sebuah desa di kota Demak dan pendidikan sekolah dasar aku tempuh di sana, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan SMP dan SMA di kota Kudus. Mata pencaharian penduduk desa tersebut hampir setengahnya sebagai petani, maupun penggarap sawah. Orang tuaku sebagai pegawai negeri sipil, bapak pegawai pemda, sedangkan ibu berprofesi sebagai guru. Selain sebagai PNS bapak juga seorang petani, walaupun sawah digarap orang lain dengan pembagian hasil panen yang telah disepakati. Waktu masa panen aku sangat senang bisa ikut membantu memasukan gabah ke dalam karung untuk ditimbang. Apalagi ketika menjemur gabah, hal yang sangat menegangkan adalah waktu gerimis, aku berkejaran dengan turunya air hujan. Peristiwa inilah membuat aku bercita-cita ingin kuliah di jurusan pertanian.

Selepas tamat SMA aku kuliah di jurusan Teknik Mesin, FNT-UGM. Cita-cita kuliah di jurusan pertanian aku urungkan, mengingat jurusan yang banyak dibutuhkan saat itu adalah teknik mesin, teknik elektro, dan teknik sipil (katanya sih?). Setelah lulus  mendapat tawaran dari fakultas untuk menjadi laboran di PAU-Ilmu Teknik UGM. Tawaran tersebut langsung aku terima karena tanpa tes ... he ... he dan ditempatkan di Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa. Setahun kemudian aku menikah. Pada waktu itu juga, aku melanjutkan kuliah S1 Teknik Mesin di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Setelah bekerja lima tahun sebagai laboran, aku resign dari UGM karena beberapa pertimbangan.

Lulus sarjana, aku berprofesi sebagai pemberi les privat fisika SMP/SMA dan tentor bimbingan belajar. Inilah awal pertama terjun di dunia pendidikan non formal dan sangat menikmati pekerjaan ini. Ada kepuasan tersendiri bisa membantu siswa mendapatkan nilai baik untuk mapel fisika atau diterima di perguruan tinggi negeri, di samping hubungan kekeluargaan yang terjalin baik antara aku dan orangtua siswa. Rasa syukur selalu dipanjatkan kepada Allah atas pekerjaan ini. Tidak jarang orangtua memberi rezeki lebih kepadaku sebagai pemberi jasa ini.  Sampai sekarang profesi ini masih aku jalani.

Tahun 2002 aku ditawari seorang teman untuk mengajar di sebuah madrasah swasta. Kurang lebih seminggu kemudian saku  baru memasukkan surat lamaran menjadi guru fisika di madrasah tersebut, setelah berembuk dengan istri. Diterima oleh Pembantu Direktur bidang kurikulum, aku mendapat penjelasan tentang madrasah ini dan masalah yang lain. Siswa yang bersekolah di sini semuanya putri, baik tingkat tsanawiyah maupun aliyah dan berasrama. Diinformasikan juga kalau yang melamar ada tiga orang, semua tidak berlatar belakang kependidikan. aku dari jurusan teknik mesin, yang lain teknik geologi dan pertanian. Beberapa hari kemudian mendapat informasi hasil pengumuman dari teman, aku diterima sebagai guru di madrasah tersebut. Alhamdulillah, kata yang terucap atas nikmat ini dan tak terasa mata ini berlinang-linang. Tidak menyangka bisa diterima sebagai guru, mengingat pendidikan dan tidak mempunyai akta mengajar. Jazakumullahu khairan aku sampaikan juga kepada mbak Nuk, temanku atas kebaikannya selama ini. Mengetahui kabar ini, istri merasa senang dan bersyukur kepada Allah serta mendoakanku semoga dapat menjadi guru yang baik. Melalui percakapan gawai, tidak lupa mengabarkan kepada ibu kalau aku diterima menjadi guru. Ibu merasa senang sekali mendengarnya.

Tahun pelajaran 2002/2003 aku resmi menjadi guru tidak tetap di madrasah ini. Aku mengajar mata pelajaran fisika  kelas III tingkat tsanawiyah dengan jumlah jam mengajar 16 JP. Dalam hal mengajar, suka dan dukanya aku terima dengan senang hati dan dinikmati saja. Pengalaman sebagai tentor, ternyata sedikit banyak membantu mengajar di kelas, sering dulu aku ikut mengadakan try out di beberapa sekolah. Aku tetap membangun komunikasi kepada anak-anak, dengan selalu menyapa dan berusaha menghafal namanya. Semangat belajar dan belajar untuk menjadi guru yang baik selalu terpatri di hati ini. Sedangkan di kalangan guru, sangat welcome dengan keberadaanku sebagai guru baru. Lambat laun anak-anak bisa menerima kehadiranku, bahkan di akhir semester dua pengurus OSIS menerbitkan majalah, salah satu artikel membahas guru fisika baru. Dari uraian tulisannya, alhamdulillah aku bisa diterima di kalangan mereka.

Tahun pelajaran 2005/2006 aku mengajar tingkat aliyah kelas 1, tidak ada kendala berarti dalam pengajaran. Perlu penyesuaian sebentar mengingat beda karakter antara siswa tingkat tsanawiyah dan aliyah. Tahun 2008 mengikuti Program Sertifikasi Guru Dalam  Jabatan dengan mengumpulkan dokumen portofolio. Senang sekali ada program ini, tidak perlu lagi mencari akta pengajar karena bila lulus secara formal sudah diakui sebagai guru profesional. Tetapi untuk melengkapinya aku kesulitan dalam mendapatkan berkas-berkas yang diperlukan. Menyadari hal tersebut hanya pasrah saja, yang penting selesai menyusunnya. Alhamdulillah bisa menyerahkan dokumen tersebut ke Kantor Kemenag Kota tepat waktunya. Ketika pengumuman keluar, hasil penilaian dokumen portofolio mendapat nilai sekitar 400, sedangkan batas minimal kelulusan adalah 850. Aku siap mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) sebagai tindak lanjut hasil penilaian portofolio yang di bawah nilai standar.

Beberapa bulan kemudian pelaksanaan PLPG dimulai selama kurang lebih seminggu. Kegiatan tiap hari sangat padat dari pagi sampai malam, kecuali istirahat dan salat. Tidak ada waktu untuk pulang ke rumah. Aku benar-benar fokus dan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan PLPG, bahkan tidak pernah ijin maupun terlambat. Aku harus memperoleh nilai baik untuk lulus dari program ini. Penilaian akhir merupakan gabungan nilai portofolio dan PLPG, dengan persentase 20 dan 80. Nilai PLPG merupakan gabungan nilai ujian tulis, nilai ujian praktik pembelajaran, nilai partisipasi dalam teori dan praktik pembelajaran, dan penilaian sejawat. Peserta dinyatakan lulus bila nilai akhir lebih besar atau sama dengan 70.  Doa selalu dipanjatkan kepada Allah setiap selesai salat wajib maupun salat tahajud, memohon agar diberikan kemudahan dan kelancaran. Teringat akan firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 45, artinya : “Dan minta tolonglah dengan sabar dan salat. Sesungguhnya itu sulit dilakukan kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”. Dukungan dari keluarga sangat membantu sekali, tidak jarang setiap sore istri menengok sambil membawa berkas yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Terkadang memandu anak di rumah melalui gawai untuk mencari file di komputer yang dibutuhkan dan mencetaknya. Tatkala pelaksanaan ujian praktik pembelajaran, aku  mendapat apresiasi baik dari penguji. Hal ini menjadikan aku optimis bisa mendapat hasil PLPG yang maksimal, karena  ujian praktik merupakan penyumbang nilai paling besar. Alhamdulillah ujian tulis dan penilaian teman sejawat aku lewati dengan lancar. Besar harapan aku bisa lulus.

Pada hari pengumuman hasil PLPG, aku pergi ke warnet untuk melihat hasilnya karena diumumkan secara online. Aku ketik nomor peserta dengan hati berdebar. Alhamdulillah, itulah kata pertama yang terucap setelah tombol enter dipencet dan muncul kata lulus. Seakan tidak percaya kalau aku dinyatakan lulus, bahkan sampai beberapa kali melihatnya. Tiada hentinya kata hamdalah selalu aku ucapakan berulang-ulang sampai pulang ke rumah. Sebagai bentuk syukur atas kenikmatan yang diberikan Allah dan aku merasa senang sekali. Keesokan hari di madrasah ramai kabar hasil pengumuman PLPG, para guru saling memberi ucapan selamat kepada yang lulus dan memberi semangat bagi yang belum lulus. Bulan Februari 2009 penyerahan sertifikat pendidikan dilaksanakan serentak kepada seluruh peserta PLPG angkatan ini. Tiada kata yang bisa diungkapkan, aku bisa dinyatakan sebagai guru profesional bidang studi fisika

Berprofesi sebagai guru tidak pernah terbayang dalam pikiran. Mengalir begitu saja proses ini. Tapi ternyata saya sangat menikmatinya. Profesi guru di kalangan keluarga besar tidaklah asing, mengingat ibu, pakde, bude, dan bulik adalah seorang guru. Salah satu puncak kebahagiaan, aku rasakan ketika diberi penghargaan oleh madrasah sebagai salah satu guru berkinerja baik ditambah pada tahun 2019 bisa membantu siswa memperoleh nilai sempurna UN mapel fisika, 100. Semua ini merupakan ketetapan dari Allah yang harus aku terima dengan baik dan selalu menjaganya, karena ini tambatan profesi yang terakhir. Insya Allah.


Share:

Pengalaman Tak Akan Terlupakan

 

Pengalaman Yang Tak Akan Terlupakan

Siang itu pak Ahmad sedang mengajar di kelas, tiba-tiba bergetar gawainya tanda sebuah sms masuk. Diambilnya gawai dari meja, dilihatnya ternyata pesan dari istrinya dan diletakkan kembali gawainya di atas meja tanpa melihat isi pesannya, kemudian melanjutkan pembelajarannya lagi. Sepuluh menit sebelum waktunya, pak Ahmad sudah mengakhiri pembelajaran di hari itu. Dipersilahkannya anak-anak meninggalkan kelas untuk ishoma, sedangkan beliau masih berada di kelas.

Dilihatnya pesan dalam gawai tersebut. “Assalamu’alaikum bi, umi kok terasa mules-mules ya” isi pesan istrinya. Pak Ahmad baru ingat bila istrinya sudah mengandung sembilan bulan dan perkiraan hpl adalah minggu ini. Dibalasnya pesan tersebut.

“Wa’alaikumussalam, gimana mi ?” tulis pak Ahmad

“Umi kok mules-mules, tapi kadang mules kadang tidak” jawab istrinya

“Apa abi antar umi ke klinik sekarang?” tanya beliau

“Nanti saja, kalau mulesnya sudah sering, abi ngajar saja dulu” jawab istrinya.

“Alhamdulillah abi sudah selesai ngajarnya, insya Allah sebentar lagi pulang. Jangan lupa selalu zikir dan banyak istighfar, semoga Allah memberi kelancaran dalam persalinan nanti” saran dan doa pak Ahmad kepada istrinya.

“Insya Allah, syukron wa jazakallahu khairan” jawab istrinya

Pak Ahmad segera meninggalkan kelas dan bergegas untuk pulang ke rumah. Tidak sampai sepuluh menit beliau sudah sampai di rumah, karena jarak rumah dan madrasah tidak jauh. Pak Ahmad beserta keluarga tinggal di asrama madrasah. Beliau guru di sebuah madrasah swasta di Yogyakarta, di mana madrasah tersebut merupakan sekolah berasrama (boarding school).

“Assalamu’alaikum” ucap beliau ketika memasuki rumah.

“Wa’alaikumussalam” jawab istrinya.

“Gimana mi, mau diantar sekarang?”tanya beliau

“Nanti saja, abi salat dulu saja” jawab istrinya

“Baik ... abi salat dulu dan setelah itu abi siapkan perlengkapan yang akan dibawa” sahut pak Ahmad.

Tidak lama kemudian istri pak Ahmad minta untuk segera diantar ke klinik bersalin, karena merasa mulesnya sudah agak sering. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya dan meminta anak yang besar untuk menjaga adik-adiknya, beliau akan mengantar istrinya. Menggunakan sepeda motor pak Ahmad memboncengkan istrinya pergi ke klinik bersalin. Di tengah perjalanan kadang istrinya merasakan kontraksi yang kencang, sehingga meminta untuk memperlambat laju motornya. Tidak henti-henti istrinya diingatkan untuk selalu berzikir, terutama beristighfar sepanjang perjalanan. Alhamdulillah setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tigapuluh menit mereka sampai di klinik yang dituju.

Setelah melakukan pendaftaran dan pemeriksaan oleh bidan, istri pak Ahmad ditempatkan di sebuah kamar dahulu, karena baru pembukaan empat. Beliau menemani istrinya dan teringat ketika waktu pendaftaran.

“Melahirkan anak yang ke berapa ibu?” tanya petugas pendaftaran waktu itu, setelah menanyakan data istrinya.

“Kedelapan mbak” jawab istrinya.

“Benar, yang kedelapan?” tanya petugas dengan heran dan setengah tidak percaya.

“Insya Allah benar mbak” jawabnya istrinya.

“Tidak ikut KB apa?” tanya petugas

“Insya Allah ikut keluarga besar mbak” celetuk pak Ahmad sambil tersenyum

“Maaf mbak hanya bercanda lho, mohon doanya untuk istri saya agar diberi kelancaran” sambung pak Ahmad seakan untuk mengalihkan pembicaraan tersebut.

“Ada riwayat kelainan ketika melahirkan ibu?” tanya petugas selanjutnya.

“Alhamdulillah tidak mbak, semuanya lancar dan normal” jawab istri pak Ahmad.

“Syukurlah, semoga yang kedelapan ini lancar dan normal juga” imbuh petugas

“Aamiin” ucap istri pak Ahmad

Itulah percakapan mereka bertiga ketika di pendaftaran. Beliau memaklumi keheranan petugas tentang istrinya akan melahirkan anak yang kedelapan. Menjadi tidak lazim di masa sekarang punya jumlah anak banyak,  ada beberapa pertimbangan yang mempangaruhi pandangan seperti itu. Gimana nanti biaya untuk menyekolahkan, gimana merawatnya, repotlah, dan lain sebagainya akan muncul beberapa pertanyaan tentang punya anak banyak. Pak Ahmad seakan mencoba memahinya pendapat tersebut. Anak merupakan amanah dari Allah, kita harus yakin akan rezeki yang diberikan oleh Allah. Komitmen suami istri juga merupakan kunci yang tidak kalah penting dalam membangun rumah tangga, ingin punya anak banyak harus ada komunikasi yang baik antar suami dan istri.

Menjelang waktu asar, pak Ahmad pamit istri untuk pulang sebentar mengurusi anak-anak di rumah dulu. Melewati tempat pendaftaran pak Ahmad ditanya oleh seorang ibu setengah baya, ternyata beliau seorang bidan.

“Bapak mau ke mana?” tanya ibu tersebut

“Pulang dulu ibu, ngurusin anak-anak yang di rumah” jawab pak Ahmad

“Bapak ini gimana, istri mau melahirkan malah ditinggal pulang!” sahut ibu tersebut.

“Alhamdulillah sudah biasa, ibu” jawab pak Ahmad dengan santainya

“Tidak bisa, bapak harus tanggung jawab, harus dampingin istri!!” seru ibunya. Mendengar hal tersebut pak Ahmad kaget dan heran, karena selama proses kelahiran ketujuh anaknya tidak pernah sama sekali mendampingi isterinya. Baru kali ini beliau disuruh harus mendampingi isterinya selama proses persalinan.

“Ya ibu, insya Allah saya akan mendampingi isteri” jawab pak Ahmad, berprasangka baik saja, pasti ada hikmahnya, pikir pak Ahmad.

“Ya mbok begitu, jangan enaknya saja yang dimau” sahut ibunya seakan tidak terima bila pak Ahmad pergi.

“Ya ibu ...” jawab pak Ahmad lagi.

Di ruang persalinan, ketika pak Ahmad masuk ternyata sudah ada istrinya berbaring di ranjang persalinan dan ada tiga orang bidan sedang melalukan persiapan proses persalinan. Istrinya agak kaget dengan kedatangannya di ruang ini.

“Abi tidak jadi pulang?” tanya istrinya dengan heran

“Abi mau dampingi umi dulu” sahut pak Ahmad pelan

Setelah itu, ibu bidan yang berbincang dengan pak Ahmad di pendaftaran masuk ruangan dan memberi isyarat agar proses persalinan dimulai. Persalinan istri beliau kali ini ditanganin oleh empat bidan. Kelahiran anak ketiga dan seterusnya harusnya ditangani oleh dokter kebidanan. Ibu bidan ini memberi aba kepada istri pak Ahmad dalam pengaturan napas selama proses persalinan. Beliau berada di dekat kepala istrinya sambil memegang tangan istrinya dan sesekali mengusap keringat di kepalanya. Alhamdulillah ngedenan yang ketiga keluarlah bayi yang mungil dan setelah itu terdengan suara tangisnya. Tak terasa air mata jatuh membasahi pipa beliau, kalimat tahmid dan takbir tak henti-hentinya keluar dari bibirnya melihat peristiwa yang baru disaksikannya. Rasa bahagia dan haru atas kelahiran anaknya yang kedelapan serta melihat perjuangan istrinya dalam proses persalinan ini. Pantaslah kedudukan seorang ibu begitu mulia di sisi Allah, seperti hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya : Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata,”Hawai Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti pertama kali?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ibumu!’. Kemudian orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab. “Ibumu!’. Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu!’. Orang tertebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Rasulullah menjawab, ‘Kemudian ayahmu’.

Setelah pasca persalinan selesai dan bayinya ditaruh bidan di samping istri, pak Ahmad pamit pulang untuk mengursi anak-anak dulu sembari mengabarkan kepada mereka tentang kelahiran adiknya. Merupakan kebahagian atas kelahiran putrinya dan suatu pengalaman yang tidak pernah terlupakan dalam mendampingi istrinya dalam proses persalinan tersebut. Semoga pak Ahmad dapat mengambil hikmahnya dan keluarganya menjadi keluarga  yang bahagia dan harmonis.

Share:

Barakallah Ocha

 

Barakallah Ocha

Siang itu gawai terdengar berbunyi tut tut ..., tanda pesan wa masuk. Saya ambil gawai dan terlihat pesan dari ustadzah Elpin, Wakil Direktur Bidang Kurikulum, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.

“Assalamu’alaikum abi” tulis beliau di pesan tersebut, menirukan panggilan anak-anak kepada saya ... abi.

“Wa’alaikumussalam ... gimana?” jawab saya di pesan itu.

“He he ... congrulation abi” tulis beliau.

“Aamiin ...” balas saya, tanpa bertanya lagi maksud ucapan tersebut. Khusnudzon saja insya Allah ada kebaikan, pikir saya dalam hati. Ya ... itulah salah satu bentuk perhatian pimpinan madrasah terhadap guru ataupun karyawan, memberi ucapan. Alhamdulillah budaya seperti itu sudah terbangun di lingkungan madrasah, antar guru dan karyawan juga.

Besok harinya ketika lewat depan kantor tata usaha saya dipanggil oleh pak wawan, kepala TU madrasah.

“Pak koko ... ke sini!” serunya, kemudian saya menghampiri dan mengucapkan salam serta berjabat tangan dengannya.

“Ada apa pak?” tanya saya.

“Selamat ya ... alhamdulillah nilai un fisika ada yang dapat 100 atas nama Rosyadaturrahmah Azniro” jawab pak Wawan sambil menunjukkan daftar nilai un ke saya.

Alhamdulillah ...” jawab saya.

“Ok pak ... jazakallahu khairan atas informasinya” lanjut saya sambil minta pamit.

“Ok ... aamiin” jawab beliau.

Assalamu’alaikum ...” ucap saya sambil meninggalkan ruangan dengan tiada henti mengucapkan hamdalah berkali kali, sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada saya sebagai guru fisika. Teringat akan Firman Allah di dalam Al Quran surat Ibrahim ayat 7, yang artinya :

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.

Semoga saya tergolong hamba yang selalu bersyukur atas nikmat-Nya. Maybe informasi perolehan nilai un inilah alasan ustadzah Elpin mengucapkan selamat kepada saya, semoga benar dugaan saya.

Kebahagian tersendiri bagi saya bisa menghantarkan siswi untuk memperoleh nilai sempurna di Ujian Nasional dan ini merupakan kali kedua siswi-siswi Mu’allimaat memperoleh nilai UN 100 untuk mapel fisika. Ketika pengumuman kelulusan saya mendapat informasi kalau Rosyadaturrahmah Azniro, biasa dipanggil Ocha tidak hadir di madrasah, dia akan telpon ke madrasah untuk info pengumuman kelulusan. Kebiasaan siswi-siswi mu’allimaat setelah acara pelepasan/perpisahan langsung pulang ke daerahnya masing-masing, kecuali yang akan melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Melalui instagram saya DM (Direct Massage) ke Ocha untuk mengucapkan selamat.

Assalamu’alaikum Ocha ... gimana kabar?” tulis saya di pesan itu

Wa’alaikumussalam abi, alhamdulillah baik” jawab Ocha.

“Selamat ya Ocha atas perolehan nilai fisikanya ... alhamdulillah, sukses selalu dan selalu istiqomah ya” tulis saya

“Iya biii ... Alhamdulillah. Terima kasih atas bimbingannya. Saya ndak bisa seperti ini tanpa bimbingan abiii ...” jawabnya.

Ya Ocha termasuk anak yang tekun dan rajin, dia termasuk salah satu siswi yang berprestasi di bidang akademik. Secara umum untuk mempersiapkan siswi-siswinya menghadapi pelaksanaan UN, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai Program Sukses UN, antara lain : Kontrak Belajar, AMT (Achievement Motivation Traning), Bimbel, Tryout, Pendampingan jelang UN, Peningkatan Gizi Asrama, dan Dormitory Visit. Saya sendiri, sebagai guru fisika untuk membantu siswi-siswi yang kesulitan berlajar fisika, saya membuka “Physics Clinic”. Adanya klinik ini diharapkan bisa membantu kesulitan-kesulitan belajar siswi dalam mempelajari fisika, yang lebih bersifat individual. Pelaksanaan klinik biasanya sore hari dan dilakukan 2 x seminggu, walaupun terkadang terlaksana di mana saja dan kapan saja asal masih di lingkungan madrasah. Ocha termasuk salah satu siswi yang sering konsultasi atau bertanya tentang cara menyelesaikan soal fisika di luar jam pelajaran. Terkadang juga beberapa siswi sharing tidak hanya membahas fisika, tetapi masalah lainnya, seperti : masalah di asrama, pembelajaran, milih jurusan dsb. Itulah salah satu cara saya untuk membangun kedekatan dengan para siswi.

Dua minggu setelah kelulusan Ocha DM saya,

Assalamu’alaikum abii. Saya mau konsultasi jurusan. He he ... Kalo misal saya ambil Sistem Rekayasa Lingkungan di ITB gimana? tanyanya di pesan itu

Wa’alaikumussalam ... menurut abi Ocha sih cocok di mana aja ... he he, artinya insya Allah bisa mengikuti asalkan Ocha senang. Kalau menurut abi sih cocoknya yang ada hitung-hitungan gitu. But I think its no problem and its ok, if Ocha is fun .. hehe. Ini subyektif abi lho. Jangan lupa selalu berdoa kepada Allah agar diberi kemudahan untuk menentukan jurusan dan diridloi orang tua” jawab saya

“Ehe ... Siapp ... Makasih banyak biii. Doain agar bisa masuk universitas yang diinginkan” balas Ocha. Ya itulah salah satu bentuk kedekatan saya dengan Ocha. Dulu sehabis pembelajaran fisika, biasa saya sharing juga tentang kesulitan beberapa teman tentang fisika. Saya juga minta kepadanya untuk membantu menjelaskan pelajaran kembali kepada teman-temannya, baik di asrama maupun di madrasah. Hanya bisa berdoa semoga Ocha diterima di ITB sesuai keinginannya, walaupun sebenarnya kedua ortuanya berkeinginan masuk kedokteran.

Kira – kira awal bulan Juli 2019 Ocha kirim pesan ke saya.

Assalamu’alaikum abiii. Alhamdulillah saya di terima di STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika) ITB. Mohon do’anya agar tetap istiqomah” tulisnya.

Wa’alaikumussalam alhamdulillah Ocha ... sebagai langkah awal untuk meraih kesuksesan, semoga Allah meridloi dan memberi kemudahan untuk Ocha meraihnya” jawab saya.

Barakallah Ocha ...



Share:

Teacher Is My Passion

Teacher Is My Passion

Saya dilahirkan di lingkungan keluarga guru, ibu saya seorang guru, pakde, bude, dan juga bulik. Demak kota kelahiran saya dan mengeyam pendidikan SD di sana juga. Jenjang SMP dan SMA saya habiskan masa itu di kota Kudus. Lulus SMA melanjutkan kuliah di Yogyakarta mengikuti jejak kakak. Alhamdulillah saya diterima di D3 Teknik Mesin UGM, dan Teknik Perminyakan UPN. Pertimbangan biaya, saya pilih D3 Teknik Mesin UGM. Setelah lulus saya bekerja di Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik UGM, sebagai laboran selama 5 tahun. Selang dua tahun saya juga melanjutkan jenjang sarjana di Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND, lulus tahun 1997.

Menjadi seorang guru tiada niatan pada diri saya waktu itu, hal tersebut dapat dilihat latar belakang pendidikan saya selama ini. Mulai berkecimpung di dunia pendidikan saya jalani setelah lulus sarjana sebagai pemberi les privat, karena pada waktu itu tiada pekerjaan buat saya. Maklum waktu itu saya sudah berkeluarga dengan diamanati Allah tiga putra, kewajiban seorang kepala keluarga memberi nafkah kepada istri (keluarganya) seperti firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 233, yang artinya :

“ ... Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf ....

 Alhamdulillah tetap bersyukur menerima keadaan saat itu dan saya dapat memberi les privat pada seorang siswa SMA. Awal mula mapel yang saya ampu adalah matematika, fisika, kimia, bahkan juga baca Al Qur’an. Terkadang juga ditanya sama anak yang saya beri les tentang agama, bekal agama saya dapat ketika kuliah dengan mengikuti kajian keislaman di kampus atau di beberapa tempat. Bertambahnya jumlah anak yang saya beri les privat, akhirnya saya mulai fokus di mapel fisika. Ada kebahagian sendiri bila bisa membantu anak dalam menjelaskan pelajaran fisika, ditambah dia mengerti dan mendapat nilai yang bagus, atau diterima di perguruan tinggi negeri. Mulailah saat itu saya lebih tertarik di dunia pendidikan khususnya les privat dan saya merasa senang serta menikmatinya.

Sekitar tahun 2000 ditawarin untuk memberi les privat fisika oleh seeorang, saya dan istri biasa memanggil mbak nuk. Teman dan kakak bagi kami.

Hey mas koko ... mau ga ngelesin fisika?” tanya beliau

Insya Allah ... siapa yang dilesin mbak?’sahut saya

“Anak bimbingan saya ... saya ngelesin matematika, nanti mas koko yang fisika” jawab mbak nuk. Ya ... mbak nuk adalah seorang guru matematika di salah satu madrasah swasta di Yogyakarta, saya memang belum tahu di mana persisnya beliau mengajar ... he ... he.

“Anis namanya mas, dulu dua kakaknya les sama saya juga” mbak nuk menjelaskan pada saya

Wis mas bismillah dijalani dulu, semoga cocok, insya Allah adik2 nya juga” timpal mbak nuk seakan meyakinkan saya.

“Ok mbak ... jazakillahu khairan” jawab saya

“Amin” sahut mbak nuk

Akhirnya saya jadi memberi les ke anis sampai lulus SMA, kemudian diteruskan sampai adik-adiknya. Saya juga memberi les privat beberapa anak lain, sehingga memberi les privat menjadi pekerjaan utama saya, di samping bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar di pinggiran kota sebagai tentor, walaupun hanya setahun. Sesekali mbak nuk masih minta saya untuk bantu memberi les fisika kepada anak yang beliau bimbing. Alhamdulillah saya tetap senang dan menikmati pekerjaan ini.

Tahun 2002 mbak nuk menawari saya untuk menjadi guru fisika di tempat beliau mengajar, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Tidak langsung saya iya kan tawaran tersebut, berembuk dengan istri dulu. Istri belum mantap kalau saya jadi guru di sekolah swasta, takut tidak dihormati anak. Akhirnya kami berkunjung ke rumah mbak nuk, kebelutan beliau tinggal di asrama madrasah tersebut.

“Mbak tolong jelasin tentang mu’allimaat, biar istri mantap!” pinta saya kepada mbak nuk.

“Muridnya semua perempuan, anak-anaknya baik-baik, juga dengan lingkungan sekolahnya” jawab mbak nuk.

“Sudah ... buat surat lamaran saja dan tunggu panggilan” timpal mbak nuk

“Ya mbak” jawab saya.

Keesokan hari hanya mengantarkan surat lamaran ke madrasah tersebut. Selang beberapa hari dapat panggilan untuk menghadap wakil direktur bidang kurikulum. Puji syukur kepada Allah atas panggilan itu dan tidak lupa saya ucapkan jazakillahu khairan untuk mbak nuk. Saya dapat penjelasan dari wakil direktur kalau saya diterima jadi guru dan dua hari lagi sudah mulai mengajar, di samping penjelasan yang lainnya. Kabar gembira ini juga saya sampaikan kepada ibu, terlihat begitu gembira dari wajah beliau. Harapan saya semoga bisa menjadi guru yang baik sebagai penerus beliau. Amin.

Awal tahun pelajaran 2002/2003 saya resmi menjadi guru tidak tetap di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Saya mengajar mata pelajaran fisika di tingkat tsanawiyah, kelas III (IX) dengan jumlah jam 16 JP. Secara kualifikasi seorang guru, saya tidak masuk kriteria mungkin ... he ... he, mengingat latar belakang pendidikan dan juga tidak mempunyai akta mengajar. Berbekal pengalaman sebagai pemberi les privat dan tentor, saya yakin dan mampu untuk menjadi seorang guru. Belajar dan belajar menjadi seorang guru yang baik sudah menjadi tekad saya. Di awal tahun pertama saya mengajar, suka dan dukanya saya terima dengan senang hati dan menikmatinya. Disenangi dan tidak disenangi adalah yang wajar, pengalaman mengajar sebelumnya sedikit banyak membantu dalam hal pengelolaan kelas, sering dulu saya ikut mengadakan try out dari lembaga di beberapa sekolah. Komunikasi tetap saya bangun kepada anak-anak, dengan selalu menyapa dan menyebut namanya. Sedangkan di kalangan guru, sangat welcome dengan keberadaan saya sebagai guru baru.

Akhir semester satu sebelum pelaksanaan ulangan semester, di akhir kbm saya membagikan kertas kepada anak-anak untuk menuliskan kesan dan kritiknya kepada saya tanpa menuliskan nama, dan hal ini tetap saya lakukan sampai sekarang. Ada salah seorang anak yang menuliskan “saya tidak suka diajar guru laki-laki” dan ada juga nulis  bapak lucu, tapi klo ngajar kecepatan seperti dikejar setan”. Saya maklumi karena mereka adalah putri semua, madrasah ini adalah sekolah khusus putri, dan guru laki-laki adalah golongan minoritas di kalangan guru. Masukan tersebut menuntut saya belajar karakter anak putri. Lambat laun anak-anak bisa menerima kehadiran saya, bahkan di akhir semester 2 pengurus OSIS menerbitkan lagi majalah, yang salah satu membahas guru fisika baru. Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan alhamdulillah saya bisa diterima di kalangan mereka.

Tahun pelajaran 2005/2006 saya mulai mengajar di tingkat aliyah, tidak ada kendala berarti dalam pengajaran. Tahun 2009 lulus PLPG, saya sangat bersyukur atas karunia ini ... saya bisa jadi seorang guru. Semakin mantap atas profesi ini dan sangat menikmatinya sampai sekarang. Maybe I can say that teacher is my passion ....



Share:

Waktu Sholat

https://tafsirweb.com/jadwal-sholat

Total Tayangan Halaman

Unggahan Baru

Pengikut