Teacher Is My Passion

Teacher Is My Passion

Saya dilahirkan di lingkungan keluarga guru, ibu saya seorang guru, pakde, bude, dan juga bulik. Demak kota kelahiran saya dan mengeyam pendidikan SD di sana juga. Jenjang SMP dan SMA saya habiskan masa itu di kota Kudus. Lulus SMA melanjutkan kuliah di Yogyakarta mengikuti jejak kakak. Alhamdulillah saya diterima di D3 Teknik Mesin UGM, dan Teknik Perminyakan UPN. Pertimbangan biaya, saya pilih D3 Teknik Mesin UGM. Setelah lulus saya bekerja di Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik UGM, sebagai laboran selama 5 tahun. Selang dua tahun saya juga melanjutkan jenjang sarjana di Teknik Mesin Institut Sains & Teknologi AKPRIND, lulus tahun 1997.

Menjadi seorang guru tiada niatan pada diri saya waktu itu, hal tersebut dapat dilihat latar belakang pendidikan saya selama ini. Mulai berkecimpung di dunia pendidikan saya jalani setelah lulus sarjana sebagai pemberi les privat, karena pada waktu itu tiada pekerjaan buat saya. Maklum waktu itu saya sudah berkeluarga dengan diamanati Allah tiga putra, kewajiban seorang kepala keluarga memberi nafkah kepada istri (keluarganya) seperti firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 233, yang artinya :

“ ... Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf ....

 Alhamdulillah tetap bersyukur menerima keadaan saat itu dan saya dapat memberi les privat pada seorang siswa SMA. Awal mula mapel yang saya ampu adalah matematika, fisika, kimia, bahkan juga baca Al Qur’an. Terkadang juga ditanya sama anak yang saya beri les tentang agama, bekal agama saya dapat ketika kuliah dengan mengikuti kajian keislaman di kampus atau di beberapa tempat. Bertambahnya jumlah anak yang saya beri les privat, akhirnya saya mulai fokus di mapel fisika. Ada kebahagian sendiri bila bisa membantu anak dalam menjelaskan pelajaran fisika, ditambah dia mengerti dan mendapat nilai yang bagus, atau diterima di perguruan tinggi negeri. Mulailah saat itu saya lebih tertarik di dunia pendidikan khususnya les privat dan saya merasa senang serta menikmatinya.

Sekitar tahun 2000 ditawarin untuk memberi les privat fisika oleh seeorang, saya dan istri biasa memanggil mbak nuk. Teman dan kakak bagi kami.

Hey mas koko ... mau ga ngelesin fisika?” tanya beliau

Insya Allah ... siapa yang dilesin mbak?’sahut saya

“Anak bimbingan saya ... saya ngelesin matematika, nanti mas koko yang fisika” jawab mbak nuk. Ya ... mbak nuk adalah seorang guru matematika di salah satu madrasah swasta di Yogyakarta, saya memang belum tahu di mana persisnya beliau mengajar ... he ... he.

“Anis namanya mas, dulu dua kakaknya les sama saya juga” mbak nuk menjelaskan pada saya

Wis mas bismillah dijalani dulu, semoga cocok, insya Allah adik2 nya juga” timpal mbak nuk seakan meyakinkan saya.

“Ok mbak ... jazakillahu khairan” jawab saya

“Amin” sahut mbak nuk

Akhirnya saya jadi memberi les ke anis sampai lulus SMA, kemudian diteruskan sampai adik-adiknya. Saya juga memberi les privat beberapa anak lain, sehingga memberi les privat menjadi pekerjaan utama saya, di samping bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar di pinggiran kota sebagai tentor, walaupun hanya setahun. Sesekali mbak nuk masih minta saya untuk bantu memberi les fisika kepada anak yang beliau bimbing. Alhamdulillah saya tetap senang dan menikmati pekerjaan ini.

Tahun 2002 mbak nuk menawari saya untuk menjadi guru fisika di tempat beliau mengajar, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Tidak langsung saya iya kan tawaran tersebut, berembuk dengan istri dulu. Istri belum mantap kalau saya jadi guru di sekolah swasta, takut tidak dihormati anak. Akhirnya kami berkunjung ke rumah mbak nuk, kebelutan beliau tinggal di asrama madrasah tersebut.

“Mbak tolong jelasin tentang mu’allimaat, biar istri mantap!” pinta saya kepada mbak nuk.

“Muridnya semua perempuan, anak-anaknya baik-baik, juga dengan lingkungan sekolahnya” jawab mbak nuk.

“Sudah ... buat surat lamaran saja dan tunggu panggilan” timpal mbak nuk

“Ya mbak” jawab saya.

Keesokan hari hanya mengantarkan surat lamaran ke madrasah tersebut. Selang beberapa hari dapat panggilan untuk menghadap wakil direktur bidang kurikulum. Puji syukur kepada Allah atas panggilan itu dan tidak lupa saya ucapkan jazakillahu khairan untuk mbak nuk. Saya dapat penjelasan dari wakil direktur kalau saya diterima jadi guru dan dua hari lagi sudah mulai mengajar, di samping penjelasan yang lainnya. Kabar gembira ini juga saya sampaikan kepada ibu, terlihat begitu gembira dari wajah beliau. Harapan saya semoga bisa menjadi guru yang baik sebagai penerus beliau. Amin.

Awal tahun pelajaran 2002/2003 saya resmi menjadi guru tidak tetap di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Saya mengajar mata pelajaran fisika di tingkat tsanawiyah, kelas III (IX) dengan jumlah jam 16 JP. Secara kualifikasi seorang guru, saya tidak masuk kriteria mungkin ... he ... he, mengingat latar belakang pendidikan dan juga tidak mempunyai akta mengajar. Berbekal pengalaman sebagai pemberi les privat dan tentor, saya yakin dan mampu untuk menjadi seorang guru. Belajar dan belajar menjadi seorang guru yang baik sudah menjadi tekad saya. Di awal tahun pertama saya mengajar, suka dan dukanya saya terima dengan senang hati dan menikmatinya. Disenangi dan tidak disenangi adalah yang wajar, pengalaman mengajar sebelumnya sedikit banyak membantu dalam hal pengelolaan kelas, sering dulu saya ikut mengadakan try out dari lembaga di beberapa sekolah. Komunikasi tetap saya bangun kepada anak-anak, dengan selalu menyapa dan menyebut namanya. Sedangkan di kalangan guru, sangat welcome dengan keberadaan saya sebagai guru baru.

Akhir semester satu sebelum pelaksanaan ulangan semester, di akhir kbm saya membagikan kertas kepada anak-anak untuk menuliskan kesan dan kritiknya kepada saya tanpa menuliskan nama, dan hal ini tetap saya lakukan sampai sekarang. Ada salah seorang anak yang menuliskan “saya tidak suka diajar guru laki-laki” dan ada juga nulis  bapak lucu, tapi klo ngajar kecepatan seperti dikejar setan”. Saya maklumi karena mereka adalah putri semua, madrasah ini adalah sekolah khusus putri, dan guru laki-laki adalah golongan minoritas di kalangan guru. Masukan tersebut menuntut saya belajar karakter anak putri. Lambat laun anak-anak bisa menerima kehadiran saya, bahkan di akhir semester 2 pengurus OSIS menerbitkan lagi majalah, yang salah satu membahas guru fisika baru. Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan alhamdulillah saya bisa diterima di kalangan mereka.

Tahun pelajaran 2005/2006 saya mulai mengajar di tingkat aliyah, tidak ada kendala berarti dalam pengajaran. Tahun 2009 lulus PLPG, saya sangat bersyukur atas karunia ini ... saya bisa jadi seorang guru. Semakin mantap atas profesi ini dan sangat menikmatinya sampai sekarang. Maybe I can say that teacher is my passion ....



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waktu Sholat

https://tafsirweb.com/jadwal-sholat

Total Tayangan Halaman

Unggahan Baru

Pengikut